Senin, 23 Mei 2011

Ini Budaya Kami

Yogyakarta,

Malam baru saja melingkupi kota. Sekelompok anak berjalan ceria menuju sebuah lokasi pertunjukkan. Sambil bersendau gurau mereka segera menuju ke bangku penonton. Arena pertunjukkan itu bukanlah sebuah gedung mewah, hanya ada panggung beratap langit dan kursi panjang berderet yang telah dipenuhi orang. sebagian besar adalah turis mancanegara. Saya yang tengah duduk di deret bangku ketiga hampir saja tidak menyadari keberadaan anak-anak ini.


Pertunjukan baru saja dimulai. Sendratari Ramayana yang telah sekian ratus tahun dipentaskan berulangkali. Rasa penasaran saya tergelitik ketika mendengar sekelompok anak kecil tadi berdiskusi kecil tentang peran apa yang nanti akan mereka lakoni. Hmm...ruapanya mereka bagian dari pertunjukan itu. Ketika mereka beranjak dari tempat duduk segera saya mengikuti mereka, berjalan ke balik panggung. Singkat waktu, anak-anak tadi telah berganti kostum dan segera menarikan pena rias di wajah mereka, saya pun tersenyum.


Sepasukan kera yang dipimpin Hanuman segera menyerbu panggung. Memporak porandakan barisan pertahanan pasukan Rahwana. Pertempuran itu singkat saja. Seperti biasa, dalam dunia dongeng kebaikan selalu menang atas kejahatan. begitu juga malam itu. Begitu pertempuran usai, ceremonial perjumpaan abdi dan penguasa selalu tak luput untuk dipertontonkan, tentu saja dalam hal ini adalah Rama yang telah mendapatkan Shinta. Hanuman dan pasukan keranya duduk di lantai, menghamba.

Menjelang tengah malam usai sudah pertunjukkan itu. Riuh tepuk sorak penonton mengiringi pemain yang undur satu persatu. Sekelompok kera kecil tidak kembali ke belakang panggung. Mereka berjalan menghampiri penonton mancanegara yang segera berebut mengajak mereka berpose di depan kamera. Kecerian pecah, tak segan turis mancanegara itu menjabat erat tangan kera-kera kecil itu dan menunjukkan ekspresi kekaguman spontannya.
"Thanks you mister....thanks for your coming," ucap mereka hampir bersamaan. Saya pun dalam hati ikut berkata "Terimakasih tuan-tuan dan nyonya, telah mengapresiasi budaya kami".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar